Penolakan Terhadap Perbaikan – Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penolakan terhadap perbaikan hidup biasa terjadi pada kehidupan. Pikiran kitalah alasan utama terjadinya penolakan terhadap perbaikan kehidupan kita. Penolakan menyebabkan kita menjauhi perubahan diri menuju lebih baik lagi. Akibatnya, kita akan menjadi lelah dan jenuh dengan sendirinya karena wacana wacana ‘perbaikan hidup’ itu tadi.

Penolakan terhadap perbaikan
Apalagi yang menghalangi kita

Seperti yang disebutkan diatas, penyebab utama kita tidak bisa meninggalkan hal hal buruk dalam kehidupan kita adalah penolakan dari pikiran. Otak kita membahasakan untuk menolak hal hal baru yang sebenarnya baik untuk diri kita.

Jika kita memang ingin merubah diri menjadi lebih baik, maka kita harus tau kenapa kita terkadang menolak hal yang sebenernya baik untuk kita. Selain itu kita juga harus bisa mengatasinya. Caranya? Baca sampai habis.

Penyebab Penolakan Terhadap Perubahan

Penyebabnya yang pertama adalah hidup dipenuhi ketidakpastian. Orang yang ingin berhenti merokok agar dapat hidup lebih lama ternyata malah terkena penyakit lainnya sehingga berumur pendek. Mengenaskan bukan?

Perubahan menuju kebaikan memang pada awalnya kita niatkan agar diri kita mendapat lebih banyak manfaat. Namun nggak ada jaminan bahwa saat kita berbuat hal baru karena ingin jadi lebih baik, hasilnya malah kita mendapat lebih banyak hal buruk. Contoh lainnya, kita beli nasi pecel, di sayurnya ada ulatnya, lalu karena jijik dan pengen bersih kita nggak jadi habiskan nasi pecel yang sudah dibeli. Padahal justru karena ada ulatnya itu menunjukan bahwa sayur mayur yang menjadi bahan pecel itu tidak mengandung pestisida yang berlebihan.

Jadi penyebab pertamanya adalah nggak adanya jaminan perubahan yang kita buat memang akan menjadikan hidup lebih baik.

Penyebab berikutnya, tubuh, khususnya otak kita, terbiasa untuk membuat diri kita senantiasa menjadi aman. Otak akan menghasilkan pikiran pikiran yang akan menyelamatkan kita setiap waktunya. Itulah tugas otak setiap harinya. Manusia memiliki akal (pikiran dalam otak) dan naluri sehingga dirinya akan selalu menjauhi bahaya dan ketidaknyamanan.

Melakukan perubahan berarti kita akan keluar dari zona aman dan nyaman. Otak dan pikiran tidak menyukai kenyataan tersebut. Akhirnya munculah mekanisme perlindungan diri yang tersampaikan melalui pikiran kita sehingga menghalangi kita untuk berubah menuju ke suatu arah.

Lalu bagaimana mengatasinya?

Perjelas keuntungan yang akan didapat saat kita berubah menuju kearah yang lebih baik

Untuk mengurangi penolakan yang muncul dari pikiran kita, kita bisa memperjelas dan mempertegas manfaat yang akan kita terima.

Kita ingin bangun lebih pagi setiap harinya, sebagai contoh. Maka kita harus perjelas dengan hal lainnya. Dari yang niat awalnya cuman, ‘saya pengen bangun lebih pagi setiap hari’. Setelah kita perjelas hasilnya jadi seperti ini, ‘saya pengen bangun lebih pagi setiap harinya, agar saya terhindar dari kemacetan lalu lintas.’

Biasakan untuk selalu menuntut perkembangan

Dilarang cepat puas. Jangan cepat merasa cukup. Biasakan untuk menuntut diri sendiri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Ini bukan mengajarkan untuk menjadi serakah. Ini mengajarkan untuk menghindari penolakan yang muncul karena kita mau berubah ke arah yang lebih baik.

Kita harus ingat, bahwa hidup disekitar kita terus berkembang. Jika kita tidak berkembang maka kita akan tertinggal. Coba dibayangkan, hari ini bisa saja kita masih bisa membelikan susu untuk anak kita yang masih bayi. Namun bagaimana dengan besok? Apakah anak kita akan terus berwujud bayi selamanya? Kita harus bekerja lebih baik lagi agar dapat lebih menghidupi keluarga kita. Bekerja lebih baik itu adalah wujud perubahan.

Tidak ada jaminan untuk keberhasilan, tidak ada juga jaminan untuk kegagalan

Saat kita berubah maka hasil akhirnya akan ada dua, berhasil atau gagal. Cuman itu saja. Kalau kita bisa mengatakan bahwa tidak ada jaminan suatu perubahan akan berhasil, kenapa kita tidak mengatakan bahwa tidak ada jaminan suatu perubahan akan menghasilkan kegagalan.

Yang menentukan suatu hal akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan adalah bagaimana proses yang kita jalankan saat mengusahakan perubahan itu. Jika kita tidak serius, maka kemungkinan gagal lebih besar. Jika kita serius, maka kemungkinan berhasil lebih besar. Itu saja. Tinggal kita telaten atau tidak.

Inspirasikan dirimu dengan menulis, membaca, berdiskusi tentang perubahan yang ingin kamu lakukan

Kita butuh inspirasi. dan kita sebenarnya memiliki banyak inspirasi dalam diri kita sendiri.

Pernahkah kamu bikin daftar keberhasilan atau kesuksesan yang telah terjadi selama hidupmu? Kalau belum, coba bikin. Dengan menuliskan keberhasilan yang telah dicapai selama ini, kita akan menyadari bahwa, dulu kita pernah menghadapi kesulitan lalu kita mengatasinya dan kita berhasil. Lalu kita juga akan menyadari bahwa, saat ini kita menghadapi kesulitan, kita harus mengatasinya, agar kita bisa kembali berhasil.

Pernahkah kamu mendiskusikan masalah yang kamu alami kepada orang lain? Jika belum maka coba lakukanlah. Bisa jadi orang tersebut ternyata pernah mengalami masalah yang sama, dan berhasil melewatinya. Misal kamu terlilit hutang, kamu bisa datang ke seminar seminar cara melunasi hutang dan sebagainya. Berdiskusilah, cari sebanyak mungkin pelajaran. Membaca juga penting. Bukan cuma bacaan yang menceritakan kesuksesan orang, tapi bacaan yang akan membantu kita menyelesaikan masalah kita. Misalkan kita ingin jadi orang tua yang lebih baik untuk anak kita, maka bacalah buku, majalah, atau artikel, tentang parenting.

Akhir kata

Mengatasi penolakan terhadap perbaikan adalah hal pertama yang harus kita lakukan jika kita ingin berubah ke arah yang lebih baik. Jangan menyerah, karena penolakan tersebut sebenarnya berasal dari kita. Ingat, musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Semoga bisa membantu anda.

Bagikan :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat